A. Selayang Pandang
Anda
ingin tempat yang tenang sambil menikmati pemandangan indah di Kota
Bau-Bau? Datanglah ke Pelataran Wantiro. Obyek wisata ini merupakan
sebuah ruang publik yang dibangun oleh Pemerintah Kota Bau-Bau pada
2008. Dinamakan Pelataran Wantiro karena pengunjung dapat menyaksikan
seluruh lanskap Kota Bau-Bau dari tempat itu. Kata wantiro berasal dari
bahasa setempat yang berarti memandang ke bawah. Obyek wisata ini memang
dibangun di atas bukit di kawasan Pantai Warumusio dengan posisi
menghadap langsung ke Pulau Makassar serta Teluk Bau-Bau atau sering
disebut “kolam laut”.
Keberadaan Pelataran Wantiro tidak lepas dari program Walikota Bau-Bau,
Drs. H. MZ. Amirul Tamim, M.Si. yang menjadikan laut sebagai sebagai
halaman depan. Selain itu, minimnya tempat-tempat wisata yang menarik di
Kota Bau-Bau juga menjadi alasan dibangunnya obyek wisata ini. Alhasil,
Pelataran Wantiro menjadi salah satu kawasan wisata yang sukses
dibangun oleh Pemerintah Kota Bau-Bau. Terbukti, obyek wisata tersebut
kini menjadi tempat yang paling ramai dikunjungi oleh para wisatawan,
khususnya bagi mereka yang membutuhkan suasana ketenangan dan
kebersahajaan.
B. Keistimewaan
Pelataran Wantiro kini telah menjadi salah satu ikon pariwisata Kota
Bau-Bau dan mulai terkenal hingga ke luar daerah, seperti Kota Kendari
dan Kota Makassar. Tak ayal, obyek wisata ini pun sering menjadi pilihan
alternatif bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Bau-Bau. Pelataran
Wantiro memang memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan
obyek-obyek wisata lain di Kota Bau-Bau. Keungggulan yang dimiliki obyek
wisata ini, antara lain lokasinya cukup dekat dari pusat kota, namun
suasananya tetap tenang dan jauh dari kebisingan. Oleh karena itu,
tempat ini sangat sesuai untuk bersantai dan menghilangkan kepenatan
setelah melakukan aktivitas sehari-hari.
Selain itu, posisi Pelataran Wantiro yang berada di atas tebing
memungkinkan para pengunjung dapat menyaksikan seluruh lanskap Kota
Bau-Bau serta beragam panorama alam di sekitarnya, seperti pemandangan
teluk dan Pulau Makassar, termasuk juga keindahan sunset di sore hari.
Suasana pun semakin mengasyikkan tatkala hari mulai gelap karena Anda
akan mendapatkan suguhan pemandangan lampu yang menghiasi Kota Bau-Bau
serta lampu-lampu perahu nelayan yang melintas di Teluk Bau-Bau.
Kehadiran lampu-lampu taman yang menghiasi Pelataran Wantiro juga
menghadirkan suasana romantis dan bersahaja sehingga tak jarang
pengunjung merasa betah untuk berlama-lama berada di tempat ini. Apalagi
jika kegiatan bersantai Anda ditemani dengan aneka sajian makanan
tradisional seperti, pisang goreng, sukun goreng, serta minuman jahe
hangat yang disebut dengan Sarabba.
Setelah puas menikmati suasana di Pelataran Wantiro, Anda dapat
menikmati suasana yang sedikit berbeda, yaitu di Bukit Kolemo yang
terletak tidak jauh dari obyek wisata ini. Meskipun tidak begitu luas,
Bukit Kolemo yang juga menjadi salah satu ikon Kota Bau-Bau ini tak
pernah sepi dari pengunjung. Kehadiran tulisan “Bau-Bau” berukuran
raksasa sebagai latar sekaligus sebagai ciri khasnya membuat obyek
wisata ini tetap ramai dikunjungi, terutama oleh wisatawan yang ingin
mengabadikan latar tersebut dengan berfoto bersama keluarga,
teman-teman, maupun orang-orang terdekat lainnya.
Pemandangan lain yang tak kalah menariknya untuk disaksikan dari
Pelataran Wantiro adalah beragam kegiatan lomba olahraga air, seperti
jet sky, banana boat, flying fish, perahu naga, serta lomba renang
antara Pulau Makassar-Kota Bau-Bau. Namun, beragam kegiatan olahraga
tersebut hanya dapat disaksikan satu tahun sekali, yakni pada acara
Festival Perairan Pulau Makassar (FPPM) yang biasanya dilaksanakan
setiap bulan Juli.
C. Lokasi
Pelataran Wantiro terletak di kawasan Pantai Warumusio, Kecamatan Kokalukuna, Kota Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara.
D. Akses
Kota Bau-Bau dapat diakses melalui jalur udara dan laut. Jika berangkat
dari Jakarta melalui jalur udara, Anda dapat menggunakan jalur
penerbangan Jakarta-Kota Makassar atau Jakarta-Kota Kendari sebagai
tempat transit. Selanjutnya, perjalanan udara dilanjutkan menuju Bandara
Betoambari di Kota Bau-Bau. Setiba di Bandara Betoambari, Anda dapat
menggunakan jasa angkutan umum, seperti taksi atau ojek menuju ke lokasi
Pelataran Wantiro. Jika Anda kebetulan sedang berada di Kota
Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Anda pun dapat menggunakan pesawat
tujuan Kota Bau-Bau dengan waktu tempuh 30 menit.
Kota Bau-Bau paling mudah dicapai melalui jalur laut karena semua kapal
laut PELNI untuk jalur Barat dan Timur Indonesia harus singgah di
Pelabuhan Murhum, Kota Bau-Bau. Perjalanan laut dari Pelabuhan Tanjung
Priok, Jakarta menuju Pelabuhan Murhum biasanya membutuhkan waktu
sekitar 3 hari. Selain itu, Kota Bau-Bau juga dapat diakses melalui
jalur laut dari Kota Kendari dengan menggunakan kapal Fiber Super Cepat
selama 6 jam.
Pelataran Wantiro sendiri terletak sekitar 2 kilometer di sebelah timur
Kota Bau-Bau. Lokasi ini bisa dicapai dengan menggunakan taksi atau
kendaraan pribadi karena belum ada angkutan kota yang memiliki trayek
melewati Pelataran Wantiro.
E. Harga Tiket
Pengunjung yang ingin bersantai sambil menikmati pemandangan di Pelataran Wantiro tidak dikenakan biaya
.
F. Akomodasi dan Fasilitas
Pelataran Wantiro dilengkapi beberapa fasilitas, seperti aneka jenis
tanaman hias, lampu-lampu taman, meja dan kursi untuk bersantai, tempat
parkir, dan warung yang menyajikan aneka makanan tradisional. Fasilitas
umum lainnya, seperti penginapan, hotel, restoran, dan sebagainya dapat
Anda temukan dengan mudah di Kota Bau-Bau. (Samsuni/iw/59/03-2012).
Dari berbagai sumber
Sumber foto:
http://www.kendaripos.co.id/web/index.php?option=com_content&task=view&id=12829&Itemid=55
http://www.facebook.com/media/set/?set=a.10150406010976068.407385.140422001067&type=3
http://www.flickr.com/photos/coddink/3316313252/sizes/m/in/photostream/
http://lockerz.com/s/51904273
http://pondok-hamzah.blogspot.com/2010/07/pelataran-wantiro-kota-bau-bau.html
2013-01-30
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment